Sabtu, 21 Mei 2011

Desa Penghasil Rp 25 Milyar Sebulan

Tidak kurang Rp 25 Milyar mengalir setiap bulan dari sebuah desa bernama Butong. Desa Butong terletak di Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Desa ini berjarak sekitar 43 km dari Kota Muara Teweh, Kota Bapupaten Barito Utara.
Di desa ini berdiri sebuah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit sebuah perusahaan industri perkebunan. Angka Rp 25 Milyar per bulan itu guna membayar hasil panen TBS para petani kelapa sawit di 4 (empat) desa transmigran yang mencapai Rp 11 Milyar, gaji karyawan sebesar Rp 10 Milyar, dan Rp 5 Milyar untuk kontraktor dan suppliers. Nilai ini hampir sama dengan APBD Kab. Barito Utara.
Melihat angka fantastis yang menggelontor dari sebuah desa, tentu kita akan membayangkan gambaran sebuah desa yang sejahtera kehidupannya. Namun pada kenyataannya tidaklah demikian.
13058644811821907232
Masih terdapat 38% penduduk yang dikategorikan sebagai keluarga miskin (sumber: Data Kantor Desa Butong). Hal ini dikarenakan tidak semua penduduk desa Butong dapat terserap untuk bekerja di pabrik tersebut. Jikapun ada yang terserap, posisi bidang kerjanya bukanlah menangani posisi-posisi strategis yang mendapatkan pendapatan lebih besar. Kenapa? Karena layaknya sebuah perusahaan yang harus dikelola secara profesional, maka membutuhkan persyaratan-persyaratan tertentu, selain soal keterampilan bekerja juga soal latar belakang pendidikan.
Sementara para penduduk asli Desa Butong, masih banyak yang bersekolah hanya sampai setingkat SD atau SLTP, seperti chart di bawah ini.
1305864903578549949
Hanya 3 % saja dari penduduk Desa Butong yang sempat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Sementara 47% penduduk hanya mengenyam pendidikan dasar saja, ditambah sebesar 21% yang bersekolah sampai ke tingkat SLTP. Tentu fakta ini tidak bisa dihindari bahwa perusahaan tidak bisa dengan serta merta menyerap seluruh tenaga kerja yang ada di desa, yang keterampilan dan berpendidikan rendah.
Penduduk asli desa ini mulanya hanya di bawah 200 KK dan populasi penduduknya sekitar 600 orang. Namun kini dengan banyaknya pendatang yang bekerja di pabrik pengolahan kelapa sawit, penduduknya pun berangsur-angsur meningkat menjadi 2.161 jiwa (703 KK). Walau begitu bukan serta merta pula terjadi perkembangan desa dengan lebih cepat. Jika dibandingkan dengan desa-desa transmigran, Desa Butong cukup ketinggalan dari segi pembangunan.
13058845292060639467
Di akhir tahun 2010 lalu, dua RT di desa baru saja mendapatkan bantuan listrik dari perusahaan industri perkebunan kelapa sawit yang berada di desa tersebut. Untuk Program Bantuan Listrik Butong ini perusahaan telah menggulirkan dana lebih dari Rp 60 jutaan termasuk memberikan dua buah genset kepada desa, dan subsidi setiap bulannya senilai Rp 9 juta untuk biaya operasional dan perawatannya.
Kini keadaan Desa Butong di kala malam tiba mulai beringsut dari gelapnya malam. Semoga secara perlahan dapat seperti cahaya lilin yang terus terbagi ke ribuan lilin lainnya, hingga cahayanya dapat menghangatkan ’kebekuan semangat’ warga desa untuk mulai termotivasi dan berpartisipasi aktif membangun desanya sendiri.
13058847591590534632
Fasilitator yang memberikan contoh untuk bersama-sama membangun rumah genset
13058847361558003774
Hanya membutuhkan secercah cahaya lilin untuk membuat api terus bersinar. Dan segera api akan merambat, menyebar untuk memberi kehangatan dalam sinarnya. Begitu pula dengan cinta kasih yang kita berikan dengan tulus. Meskipun ada saatnya lilin yang pertama itu akan padam, tapi nyalanya terus memancarkan cahaya kebahagiaan. Maka kebahagian akan selalu terpancar terus menerus dan menjadi bertambah terang.
1305884842567423441
Rumah genset Desa Butong
“Ribuan lilin yang menyala di mulai dari sebuah lilin kecil, dan cahaya lilin tersebut akan hidup lebih panjang. Kebahagiaan tidak akan berkurang jikapun kita berbagi.” (Sidharta Gautama) Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan komentar ada disini,,,,