Sabtu, 21 Mei 2011

Hubungan antara Stress, Depresi, dan Diabetes

Diabetes bisa menjadi sumber utama untuk stress mental. Perubahan dalam diet dan gaya hidup, atau memanage penyakit itu bisa membuat stress.
Jika anda mengalami stress mental, itu bisa memperparah diabetes dengan mengalihkan anda dari perawatan yang benar atau mempengaruhi level glucose anda secara langsung.
Menurut hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan di Archives of Internal Medicine, diabetes dan depresi itu mungkin bisa dihubungkan baik secara tingkah laku maupun biologis.
Penelitian ini mempelajari 65.381 wanita yang berusia 50 sampai 75 tahun dan mempelajari mereka selama 10 tahun.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa depresi sepertinya meningkatkan resiko diabetes, dan diabetes sepertinya meningkatkan resiko depresi.
Setelah mempertimbangkan berbagai faktor lain, wanita yang menderita diabetes sepertinya beresiko 29% lebih tinggi untuk mengalami depresi. Dan wanita yang menggunakan insulin untuk diabetesnya 53% lebih beresiko untuk mengalami depresi selama 10 tahun penelitian.
“Meski faktor-faktor tertentu misalnya aktivitas fisik dan body mass index mungkin menjelaskan secara khusus hubungan antara depresi dan diabetes, namun penyebab umumnya mungkin adalah stress,” kata peneliti Frank Hu, MD, PhD, MPH, seorang profesor dari nutrition and epidemiology di Harvard School of Public Health, Boston.
“Orang yang menderita depresi mengalami peningkatan pada hormon-hormon stress, misalnya cortisol, yang bisa mengarah pada berbagai masalah yang berhubungan dengan metabolisme glucose dan gula darah, meningkatnya insulin resistance, dan penumpukan lemak perut, semuanya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi resiko diabetes,” kata Frank.
Namun “ada stress dan ketegangan jangka panjang yang berhubungan dengan managemen diabetes, misalnya mengontrol level gula darah dan perawatan untuk komplikasi, dan ini bisa mengarah pada menurunnya kualitas hidup dan meningkatnya kemungkinan depresi,” kata Frank.
Omega-3 Bisa Membantu
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa omega-3 fatty acid mungkin bisa meredakan perubahan mood dan mungkin bisa membantu mengurangi stress dan depresi.
Menurut American Psychiatry Association, penelitian menunjukkan bahwa kekurangan omega-3 fatty acid telah di identifikasi sebagai faktor yang berkontribusi terhadap gangguan mood misalnya stress, dan menawarkan kemungkinan metode perawatan yang rasional. Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan komentar ada disini,,,,